Jumat, 10 Juli 2009

Anak kurang suka sayur

Dari sebuah mailist parenting.

Tanya:

Assalamu’alaikum semua …

Seperti telah saya perkenalkan, anak saya ada 3. Umur 9 thn, 8 thn, dan 4,5 thn. Ketiganya sehat-sehat. Meski yang ke-2 terkadang mimisan, dan sudah saya periksakan ke dokter ternyata kurang makan sayur.

Namun yang sekarang sering kepikiran adalah anak-anak saya kurang suka sayur.

Kalaupun mau, itu yang beli dari warung atau KFC dan semacamnya. Dalam analisa saya, yang dari warung dan semacamnya, penyedap rasa/MSG nya kuat. Sementara saya agak resah dengan kadar MSG.

Kadang-kadang saya “terpaksa” member MSG [missal kaldu jadi, seperti royko] supaya mereka mau makan sayur.

Jika di juice pun, anak-anak tak suka. Dicampur sama mie, juga dipilah. Dibuat salad, juga hanya sedikit.

Sebaiknya apa yang harus saya lakukan. Saya sering bingung, masalah makan ini. Apalagi selera ketiga anak saya ini berbeda. Anak pertama relative belum jelas ingin apa, kadang mau, kadang tidak. Anak ke-2 maunya yang ke-barat-an dan ber-aci, sedang anak ke-3 yang tradisional.

Hmm. Mohon saran saja …

Catatan: kalau sehabis mimisan, anak ke-2 mau makan sayur lagi [tapi paling sebentar 1-2 hari]. Karena dia juga dengar langsung dari dokter, jika dia mimisan karena kurang sayur.

Nuhun
Wassalam
Rini



Jawab:

bunda boleh urun rembug ya...
setahu saya, anak susah makan sayuran ini biasanya karena faktor kebiasaan dari kecil yang memang jarang diberikan sayuran pada anak (biasanya pada tahapan MPASI awal). Sayuran pada masa tahap MPASI awalnya bisa diberikand alam bentuk puree (bubur kental) atau juga dijadikan finger food (www.wholesomebabyfo od.com).

Nah gimana caranya untuk membiasakan anak-anak untuk makan sayuran?
1. Cari tau mengapa anak-anak tidak mau makan sayuran (dengar dari perspektif anak)

2. Edukasi anak-anak. Berikan contoh pada anak bahwa makan sayuran itu sehat (bisa dengan cara orang tua memakan sayuran dengan ekspresi yang menyenangkan) . Juga terangkan bagaimana fungsi sayuran tersebut dalam metabolisme dalam tubuh ini.=== cara ini selalu saya lakukan pada anak saya, dan dulu pada keponakan-keponakan saya, alhamdulillah mereka jadi terbiasa makan sayuran sekarang ini.

2. Kreatif!. Berikan sayuran dalam bentuk yang lucu-lucu, bisa dibuatkan finger food ataupun dijadikan pelengkap dalam hidangan.

3. Homemade food. Buatlah kudapan dengan sayuran yang tersembunyi, bisa lumpia, risoles, sandwich, rosi sayuran sembunyi dll. (yang ini butuh kreativitas dari bundanya--- bisa cari buku resep kudapan sayuran sehat, atau bisa juga browsing resep).

4. Konsisten. Jangan pernah bosan untuk menghidangkan sayuran di rumah.

5. Kebersamaan. Libatkan anak-anak dalam menyipkan bahan makanan di rumah, sembari edukasi juga tentunya.

Nah... kalo untuk MSG, hehehe... jujur aja sebelum punya anak saya kalo masak selalu menggunakan MSG karena emang bikin enak makanannya (alias gurih).Tapi setelah saya baca kerugiannya, makanya saya beralih untuk gurih-gurih makanan ini menggunakan MSG alami yaitu goreng bawang putih dan bawang merah sampai menjadi bawang goreng yang garing, setelah tiris minyaknya baru di grinder (di ulek juga bisa), dan masukkan ke wadah tertutup.

Nah untuk gurih-gurih yang alami lainnya, saya biasanya menggunakan kaldu dari daging/ikan/ sayuran. Toh bikin kaldu ini bisa sekali bikin dan untuk stok beberapa hari, jadi nggak setiap masak mesti bikin kaldu terus. Tapi kalo emang ada tenaga dan waktu yang longgar, memang sebaiknya kaldu yang fresh itu jauh lebih baik.

untuk mimisan, berikut saya copas:
--------quote: http://www.sehatgro up.web.id/ guidelines/ isiGuide. asp?guideID= 19

Epistaksis (mimisan) pada anak-anak umumnya berasal dari little’s area/pleksus kiesselbach (gambar 3) yang berada pada dinding depan dari septum hidung.
Dua faktor yang paling penting dari epistaksis pada anak-anak adalah :
* Trauma minor : mengorek hidung, menggaruk, bersin, batuk atau mengedan
* Mukosa hidung yang rapuh : terdapat infeksi saluran napas atas, pengeringan mukosa, penggunaan steroid inhalasi melalui hidung

Penyebab epistaksis lainnya adalah adanya benda asing di dalam rongga hidung, polip hidung, kelainan darah, kelainan pembuluh darah dan tumor pada daerah nasofaring.

Epistaksis berulang atau seringkali terjadi epistaksis
* Riwayat sebelumnya dimana seringkali berdarah setelah tindakan bedah (cabut gigi, sirkumsisi-sunat)
* Riwayat keluarga dengan perdarahan, epistaksis berulang, menstruasi berlebihan
* Penggunaan obat-obatan, contoh obat semprot hidung, obat-obatan hidung, NSAIDS (non steroidal anti inflammatory drugs)

untuk lengkapnya, bisa dilihat di:
http://www.rch. org.au/clinicalg uide/cpg. cfm?doc_id= 9749
http://www.aafp. org/afp/20050115 /305.html
http://www.emedicin e.com/emerg/ topic806. htm
---------unquote

maaf jika kurang berkenan,

-eni-

0 comments:

 

Simply Dini Copyright © 2011 Designed by Ipietoon Blogger Template and web hosting