Rabu, 18 Februari 2009

Malu

Ah, begini ya rasanya jadi orang tua yang dipanggil menghadap guru karena ke"nakal"an anaknya. Rasanya malu juga.
"Kamal sekarang cenderung iseng", "sukanya dorong-dorong temen", "kalau temennya kurang terganggu, dorongannya malah diperkuat."
Haduh. Langsung saja mengeluarkan seribu satu kalimat pembelaan diri, eh bukan, pembelaan anak.
"Oh, mungkin maksudnya ingin berteman pak", "sebenernya ni anak penyayang kok pak, cuma kadang kontrol dirinya belon ada", "kepingin memeluk tapi terlalu keras, kelihatannya jadi mencekik","kepingin berteman tapi temennya lagi nggak mood, jadi anaknya gemes..gitu kali pak ya..(dengan nada nggak yakin)."
Yah, tapi yang namanya pak Wawan emang pinter membesarkan hati orang-tua. "Yah..insya Allah akan tetap kita awasi bu..nggak usah terlalu khawatir. Sekolah juga punya solusi untuk mendamaikan anak-anak seumuran Kamal."
Hmmmpffhh....-_-"

Film Laskar Pelangi Hebohkan Berlin


Festival Film Internasional "Berlinale" yang berlangsung sejak tanggal 5-15 Pebruari telah usai. Lima film Indonesia turut memeriahkan festival film ini yang dilaksanakan di kota Berlin.


Festival Berlinale yang dimulai sejak tahun 1951 telah berhasil menjadi salah satu barometer festival film dunia. Pesta tahunan para insan dan penggemar film dunia ini dipadati tidak kurang dari 19 ribu insan film dan 4000 jurnalis dari 120 negara serta 230 ribu penonton. Demi menjaga kualitas maka panitia hanya menayangkan film-film yang telah memenuhi kriteria.


Indonesia mencatat sukses besar di Berlinale 2009 ini. Hal ini terlihat dari 400 film yang lulus seleksi panitia, 5 diantaranya merupakan karya sineas Indonesia. Ke lima film tersebut adalah Laskar Pelangi, Generasi Biru, At Stake, Musafir dan Trip to the Wound.


Film-film Indonesia ini menjadi perhatian masyarakat Jerman, terbukti dengan terjual habisnya tiket-tiket film Indonesia 3 hari menjelang pemutaran film. Film Laskar Pelangi paling banyak diminati, tidak hanya oleh masyarakat Indonesia yang berdomisili di Jerman akan tetapi juga masyarakat Jerman maupun masyarakat asing lainnya.


Hal ini dibuktikan ketika pada hari Jum'at (13/02/2009) film Laskar Pelangi ditayangkan yang seharusnya hanya di satu studio, karena padatnya penonton maka panitia memutuskan untuk memutar film tersebut pada hari dan jam yang sama di studio sebelahnya.


Dengan demikian, partisipasi Indonesia pada Berlinale 2009 ini tergolong sukses dan tentunya diharapkan dapat meningkatkan upaya promosi citra dan mengharumkan nama baik Indonesia di kawasan Eropa, khususnya Jerman.

Jumat, 06 Februari 2009

Amien Rais: "Jihad Multidimensi" Lawan Cengkeraman Asing

Hidayatullah.com
Mantan Ketua MPR RI Prof Dr M Amien Rais mengatakan cengkeraman perusahaan-perusahaan besar asing di Indonesia harus dilawan antara lain dengan melakukan "jihad multidimensi" agar ekonomi Indonesia tidak terpuruk.

Perusahaan-perusahaan asing seperti British Petroleum, Freeport, Exxon Mobil dan Newmont hadir mengeruk kekayaan alam Indonesia karena elit politik Indonesia membuka diri bagi mereka, kata Amien dalam seminar bertema "Agama dalam Dunia Kontemporer" yang diselenggarakan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta bekerja sama dengan Kedubes Iran di Jakarta, Kamis.

"Mereka juga ditopang oleh kekuatan politik seperti Amerika Serikat dan Inggris, militer dan media massa dan kelompok intelektual di negara-negara itu yang terkooptasi," katanya.
Menurut dia, korporasi asing itu sesungguhnya sulit masuk ke Dunia Ketiga kalau elitnya menutup tapi "elit kita membuka diri bagi mereka."

Ia mengatakan perusahaan-perusahaan itu telah mengeruk kekayaan sumber daya alam Indonesia yang melimpah dan kekuatannya mencengkeram ekonomi Indonesia.
"Hal itu harus diubah dengan melakukan jihad multidimensi untuk menghadapi kekuatan dan cengkeraman Barat," kata Amin, mantan ketua umum Partai Amanat Nasional (PAN).

Mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah itu mengatakan bahwa agama dapat berperan untuk menghidupkan semangat melawan kezaliman dan melakukan perubahan-perubahan guna mencapai kemajuan, tak sebatas untuk kegiatan-kegiatan spiritual saja.

Berbeda dengan elit politik Indonesia, elit politik Iran di bawah Presiden Mahmoud Ahmadinejad menutup pintu bagi perusahaan-perusahaan seperti itu yang sudah diketahui sepak terjangnya, kata guru besar Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta itu.

Berbicara tentang Revolusi Islam di Iran, Amin berpendapat revolusi itu telah berhasil membuat terobosan sejarah, melebihi Revolusi Perancis dan Revolusi Bolshevik di Rusia."Kita berusaha menyamai atau melebihi, bukan mengimitasinya untuk mengatasi kekonyolan-kekonyolan yang terjadi di Indonesia yang mendapat kutukan utang,"

Rabu, 04 Februari 2009

Buah jatuh b.i.s.a jauh dari pohonnya!

Entah darimana peribahasa ini berasal, tapi katanya “buah jatuh tak jauh dari pohonnya”. Namun ternyata, setelah lama kuamati, semakin banyak saja contoh-contoh “buah-buah” yang jatuhnya sangat jauh dari “pohonnya”. Ini semakin membuatku berpikir, bahwa ternyata tidak semua peribahasa berlaku umum. Mungkin lain kali harus dikeluarkan semacam tata tertib keperibahasaan yang melarang dikeluarkannya peribahasa yang tidak berlaku umum.

Memang benar, bahwa anak adalah darah dan daging orang tua, tetapi seiring dengan berjalannya waktu, seiring dengan semakin bervariasinya lingkungan dan komunitas yang ditemui, bisa jadi si anak menemukan jalannya sendiri. Ini bisa jadi membuatnya kehilangan sifat asli dari si induk (baca: pohon). That’s what I think. Meski tak bisa dipungkiri, gen-gen orang tua akan selamanya berada di tubuhnya, yang bisa menjadi semacam gen pengingat kalau si anak melenceng terlalu jauh. Kalau ini terjadi ya bagus!

Hmm.. ini cuma semacam perenunganku yang mungkin tidak penting bagi orang lain tapi cukup penting untukku..:)

Selasa, 03 Februari 2009

Tour de Java lagi…(Januari 2009)


Alhamdulillah diberi kesempatan lagi untuk ketemu keluarga-keluarga di Jawa. Alhasil waktu yang hanya dua minggu itu dibagi-bagi jadi tiga. Empat hari di Semarang, empat hari di Tangerang-Depok, empat hari di Malang. Singkat padat tapi puas. Puas karena dapat banyak hal. Selain wisata melihat yang hijau-hijau, yang di Balikpapan nggak ada (sawah, ladang, etc), wisata travel yang di Balikpapan juga nggak ada (kereta api, becak, etc) juga wisata ketemu keluarga-keluarga yang satu turunan darah dengan Kamal. Tidak lupa :p wisata kuliner yang sedap-sedap, yang cukup sukses menambah timbunan lemak tubuh disana-sini. Jawa memang surganya pecinta makanan. Rasa sedap harga murah. You name it. Sarapan nasi pecel? Murah! Cukup dengan 3000 rupiah, cita rasanya sudah terbayar lebih. Bakso? Malang gudangnya. Mulai dari bakso tempe sampai bakso keju, bakso dengan penyajian ala kaki lima, sampai ala restoran Jepang semua sama enaknya. Nasgor babat ala Semarang?? Hmmm walau tidak termasuk pecinta masakan kecap-kecap, tapi yang terakhir ini ok juga kok di mulut!

Wah..wah..Syukur Alhamdulillah. Terima kasih atas rizkinya ya Allah yaaaa:)
 

Simply Dini Copyright © 2011 Designed by Ipietoon Blogger Template and web hosting