Selasa, 19 Agustus 2008

Sanggar Senam Meiviata

Ber aerobic ria tidak pernah saya pikirkan sebelumnya. Walaupun ketika SMU, aerobic sudah lekat di hidup saya. Salah dua orang teman sekolah, ibunya mengajar di sebuah klab aerobic. Sejak SMU, saya lebih senang ikut olahraga yang berjenis beladiri. Seperti taekwondo atau latihan pernapasan, yang dulu hingga sekarang beken dengan sebutan latihan pernapasan tenaga dalam. Ketika menikah dan sudah mengalami masa melahirkan, menyusui, dan membesarkan anak, terlebih lagi, sudah menjalani hidup sebagai ibu rumah tangga, maka pilihan olahraga menjadi berbeda. Saya sendiri takjub dengan bergesernya pilihan ini. Namun yang pasti dan yang jelas, saya masih suka olahraga.

Sebagai wanita yang sedari kecil sudah dikaruniai oleh yang Maha Pencipta, kumpulan tulang-tulang yang besar, daging-daging yang tebal di sekujur tubuh, berat badan yang mudah sekali naik dan merupakan gabungan dari dua orang tua yang juga besar-besar, maka, olahraga menjadi w.a.j.i.b hukumnya. Bagaimana mungkin tetap mengunyah makanan tiap hari namun kalori tidak dibakar. Saya tidak bisa membayangkan bagaimana tubuh ini kelak. Jadi prinsipnya memang: tiap harinya kalori h.a.r.u.s dan w.a.j.i.b dibakar. Entah cuma setengah jam atau satu jam. Lepas dari berhasil atau tidaknya lemak-lemak tubuh dibakar, pokoknya bergerak sajalah. Bakar yang sudah kamu makan!

Begitulah. Dulu ketika gadis, pilihan olahraga sangat banyak. Melakukannya pun tidak begitu malas. Jgging, jalan cepat, tennis, badminton, tenaga dalam, taekwondo, and so and so, namun sekarang setelah badan bertambahberat, dan umur bertambah tua, belum lagi mental yang tidak pede kalau mau ikut salah satu klub beladiri, maka pilihan olahraga menjadi sempit. Lari dan jogging masih bisa dilakukan, tapi lama-lama bosan juga membunuh waktu dengan hanya berlari selama itu. Maka saya mencoba aerobic. Awalnya ikut klub yang dekat rumah saja. Rupanya itu adalah klub yang paling mewah di kota ini. Pesertanya ibu-ibu tajir dengan baju-baju senam yang mahal. Gerakannya pun seperti tidak dirancang untuk pemula yang bodoh dan idiot seperti saya. Gerakannya rumit dan eksotis. Tersengal-sengal saya menirunya.

Setelah survey di tempat lain, saya mencoba masuk ke sanggar senam Meiviata. Di sanggar senam ini, saya menemukan apa yang saya cari. Gerakan yang lebih mudah dan gampang ditiru. Lebih berpower tanpa perlu melakukan gerakan-gerakan seperti penari. Hey! Kita kan disini untuk mengeluarkan keringat. Tak perlulah mempercantik gerakan tapi keringat tidak keluar. Menurut saya lebih baik berpower, gampang diikuti, jadi keringat banyak keluar, tanpa perlu memusingkan rumitnya gerakan.

Adapun, teman-teman baik nan sederhana yang saya dapat di Meiviata, saya anggap sebagai bonus nomor dua. Saya kagum dengan semangat mereka untuk melawan takdir, memupuk harapan agar mendapat badan yang sehat. Saya mendapat teman-teman yang menyemangati saya agar tetap jadi diri sendiri. Dengan harga bayar yang tidak mahal, saya merasa dapat paket lengkap dari Meiviata. Tinggal bagaimana menyeret tubuh ini agar tiap hari tidak malas bermotor ke Meiviata. Karena kadang-kadang godaan untuk tidak olahraga banyak sekali. Apalagi olahraga berarti harus meninggalkan anak barang sejam. Wah, sejam terasa setahun bila tidak dekat anak.

Banyak hal yang bisa menjadi cambuk untuk memukul pantat agar segera memacu motor ke Meivuiata. Antara lain adalah :
1. Mama yang sekarang sakit-sakitan karena kurang bergerak. Mana maulah saya menjadi sakit-sakitan di masa tua nanti.
2. Ketika mandi dan ketika menyabun badan. Terasa bahwa lemak sudah all over the place. Time to go exercising. Biasanya itu jadi cambuk yang sangat handal. Hahaha!
3. Anak. Ketika melihat anak, saya ingin jadi ibu yang sehat untuk dia kelak. Jadi ketika dia tumbuh besar, saya juga tumbuh tua, tapi badan tidak jadi loyo tergerus zaman. Saya akan cukup segar untuk melihat dia menua.
4. Iklan TV. Media sudah berhasil mencetak biru ukuran cantik bagi wanita. Bagi media, wanita cantik adalah wanita yang putih dan langsing. Coba saja lihat. Ada berapa wanita yang menjual image wanita gemuk untuk iklan kecantikan? Tidak ada. Rupanya saya sudah termakan iklan, jadi diri merasa harus menjadi wanita-wanita kurus di Tv itu. :p Masalah nasehat ibu-ibu bijak di Meiviata, yah kadang-kadang menjadi nasehat yang masuk di telinga kiri, ngacir ke telinga kanan. Mana ada sih wanita yang tidak ingin kurus???

Jadi Dini. Sebaiknya tetap semangat. Selagi masih ada rezeki, selagi masih bisa bayar biaya senam yang Rp 100.000 tiap bulannya, maka senamlah!

4 comments:

Unknown on 3 Mei 2013 pukul 19.37 mengatakan...

pantut dicontoh sis perjuangannya.
untuk hasil yang maksimal biasanya sista memerlukan waktu berapa jam kah untuk membakar kalori?
dan biasanya waktu senam sista suka dengan baju senam wanita dengan merk apa ya?
trims

semoga makin sukses sanggar senam Meiviata dan
Salam sehat dan bugar :)

Unknown on 17 Oktober 2013 pukul 19.49 mengatakan...

menjawab pertanyaan dari butik baju senam,
setelah browsing2 tentang baju senam wanita saya rekomendasikan anda untuk mngunjungi www.bajusenamgrosir.com disana banyak informasi tentang baju - baju senam yang murah.
semoda dapat membantu :)

Unknown on 17 Juni 2014 pukul 05.53 mengatakan...

itukn websiteny ya sis ?? trus klo mau dteng lgsg ke toko baju senam itu sndri dmna tmpatnya ??
mkasih :)

Unknown on 3 Desember 2014 pukul 02.00 mengatakan...

thank kak untuk artikelnya, alhamdulillah membantu banget dach, oh iya kak bisa info tentang baju senam murah yang daerah surabaya

 

Simply Dini Copyright © 2011 Designed by Ipietoon Blogger Template and web hosting