Rabu, 20 Agustus 2008

Perayaan Tujuh belas Agustus di Jabalussalam


20 Agustus 2008 menjadi hari yang semarak di Jabalussalam. Semaraknya Jabalussalam seperti didukung oleh turunnya hujan dari rongga-rongga langit. Seakan alam juga ingin meramaikan perayaan Tujuh belas-an di sekolah itu. Bahkan hujan yang turun tidak mampu membendung arus teman-teman dari TK dan KB yang ingin merayakan hari ini. Satu persatu mereka tiba di sekolah. Turun dari dalam kendaraan pengantar dengan memakai jas hujan yang lucu dan berwarna warni. Payung-payung mengembang ikut menghantarkan kedatangan mereka. Senyum menghiasi wajah-wajah mungil. Orang tua dengan hangat menggenggam jari mereka, menggandeng tangan mereka, seolah mampu menghilangkan rasa dingin yang mendera tubuh-tubuh kecil itu.

Para panitia lomba di hari itu sudah berkumpul semenjak pukul 7 pagi. Walapun tidak semua tepat waktu. Beberapa memang harus mendahulukan keluarga sebelum berangkat ke sekolah. Apalagi bagi yang tidak punya mbak yang membantu. Maka ibu-ibu lain mempermaklumkan hal ini.

Riuh rendah panitia tidak kalah heboh dengan teman-teman kecil. Ibu ketua mondar-mandir memastikan semua berjalan seperti yang diharapkan. Mereka dari masing-masing divisi juga memastikan semuanya lancar. Divisi acara memeriksa ruangan tempat lomba, memastikan hadiah, kupon, jadwal lomba, penjaga stand. Divisi bazaar memastikan lokasi bazaar, meja display, mericek peserta bazaar, dan lainnya. Divisi konsumsi sibuk memasukkan kue-kue ke dalam kota, memeriksa minuman, memastikan jumlahnya, mengecek daftar penerima konsumsi, dan mengangkutnya ke lokasi pembagian makanan. Semua tampak tekun. Malah terkadang ada yang lupa tersenyum. Beberapa masih mampu bersenda gurau. Canda tawa yang khas Ibu-ibu sekali.

Keikhlasan terasa begitu dekat manakala melihat banyaknya donasi yang masuk. Di Jabalussalam, keikhlasan bukan jargon semata. Begitu dahsyatnya arus penyumbang sampai-sampai Komite mengeluarkan dana yang tidak begitu banyak. Hadiah-hadiah lomba tertangani langsung dengan donatur. Begitu juga dengan konsumsi. Souvenir, kupon, dus makanan, minuman, semua yang besar-besar hingga yang kecil, tuntas dengan kegotong-royongan para donatur.

Alhamdulillah, semangat merayakan Tujuh belas Agustus di Jabalussalam memang mengagumkan. Bukan sekedar simbolik saja bila dresscode panitia pada saat itu adalah merah putih. Aura giat memperjuangkan suksesnya acara jelas tampak pada kinerja panitia. Aura yang sama juga terlihat dari teman-teman kecil yang ramai mengikuti semua lomba yang digelar. Hadiah-hadiah dengan cepat berpindah tangan dari panitia ke peserta lomba. Kalah menang semua dapat. Senyum-senyum senang menyertai penyerahan hadiah. Bahkan di pintu masuk utama pun anak-anak sudah dimanjakan dengan souvenir kecil berupa pensil yang lucu.

Ibu-ibu bahagia dapat membahagiakan anak-anaknya. Guru-guru tersenyum melihat anak didiknya tenggelam dalam suasana lomba (melihat dedikasi guru-guru Jabalussalam selalu menjadi renungan sendiri di hati penulis).

Ketekunan seluruh panitia di hari itu berbuah berjalan lancarnya acara. Di akhir doa penutup hari itu, kepala sekolah Jabalussalam mengucap terima kasih. Beliau berujar, tahun-tahun sebelumnya, acara-acara sejenis ini menjadi kerja para guru. Sehingga terkadang guru sampai harus pulang larut malam. Namun karena Komite baru, pekerjaan guru menjadi lebih ringan. Alhamdulillah.

Kepada semua anggota Komite 2008, selamat ya:)


0 comments:

 

Simply Dini Copyright © 2011 Designed by Ipietoon Blogger Template and web hosting