Senin, 02 Agustus 2010

Kangen Papaku

Aku rindu memandang teduh matamu, memandang sejuknya senyummu. Aku rindu mendengar suaramu, menyimakmu bercerita tentang masa lalumu, yang selalu kau ulang-ulang. Papa aku rindu menyentuh kulitmu, menyalami tangan kasarmu, menciumnya dengan pipiku, dengan bibirku. Kedua tanganmu yang membesarkanku dengan kasih sayang tak bernilai. Papa aku rindu memeluk tubuhmu yang besar dan kokoh, sampai-sampai aku lupa bahwa kau memang sudah renta. Betapa sehatnya engkau, papa. Betapa masih gagahnya engkau ketika pergi. Papa aku rindu memandangmu berjalan, mendekat ke arahku. Cara berjalanmu yang seperti menuruni bukit, cepat dengan wajah menunduk ke bawah. Seperti cara berjalan nabi Muhammad..

Papa,
Rindu ini tak kusangka akan sangat menyesakkan dada. Semua persiapan mental dan spiritual yang sudah aku tata ketika kau masih hidup seperti tak berguna. Melihat rambutmu yang sudah memutih dulu, mencuri pandang ke kulitmu yang memang sudah keriput menua, aku menata hati untuk siap kehilanganmu. Tapi kini, ketika masa itu telah tiba, aku hanya tak menyangka akan sesedih ini. Papa, aku cuma rindu padamu, itu saja. Aku rindu semua tentangmu.

Papa,
rindu ini bukan tidak ikhlas. Aku percaya Allah lebih mencintaimu daripada kami seisi rumah. Tapi rindu itu manusiawi papa. Rindu yang tidak gampang hilang. Aku berharap akan bertemu lagi denganmu di sebuah tempat yang lebih baik. Aku akan memeluk tubuhmu yang besar itu. Aku akan mencium pipimu, mengutarakan hal-hal yang belum sempat aku utarakan di dunia. Semoga tempat itu adalah surgaNya. Amiinn..

Papa,
Aku menyayangimu karena Allah..

Di kamar tempat ia dijemput,
27 July 2010

0 comments:

 

Simply Dini Copyright © 2011 Designed by Ipietoon Blogger Template and web hosting