Selasa, 16 Juni 2009

Materi Insersi 1 dari abah Ihsan Baihaqi

Fitrah



Ayah, Ibu…



Setiap anak yang diturunkan ke dunia

lahir dalam keadaan fitrah bukan?



“Kullu mauluudin yuladu alal fitrah.

Faawabahu.”

Setiap anak lahir dengan fitrah,

bergantung orangtuanya bagaimana ia dibentuk.



Karena anak lahir dengan fitrah,

bukankah berarti tak satupun anak ketika lahir

berniat menghancurkan masa depannya?



Tak ada satupun bayi ketika lahir berniat di kepalanya

“Ah jika besar nanti aku mau kena narkoba” ;

“Ah jika besar nanti aku akan hobi tawuran atau kebut-kebutan”.

Atau pernahkah ia berkata

“jika besar nanti aku akan mencuri uang orangtua.”

“Ah jika besar nanti aku mau membangkang pada ayah dan ibu”.

Adakah anak yang berniat begitu Ayah?

Bukankah berarti setiap anak yang diturunkan Allah ke dunia

Justru pada awalnya cenderung pada kebaikan?



Tetapi, mengapa, sebagian anak-anak ini

Yang lahir cantik, rupawan, lucu dan menggemaskan

Setelah ia beranjak remaja dan dewasa

Justru menjadi beban keluarga

dan menjadi masalah untuk lingkungannya?

Ada apa ini…….



Ayah, Ibu….

Karena anak lahir dengan fitrah

Sebagian masalah anak, justru orangtualah penyebabnya.

Periksalah ternyata sebagian anak justru dijatuhkan harga dirinya

di rumah, bukan di luar rumah



Sebagian kita mungkin pernah memukul tubuhnya,

seolah tubuh anak adalah barang pelampiasan amarah kita

sebagian kita mungkin pernah menampar pipinya,

seolah ia tempat empuk bagi telapak tangan kita

sebagian kita mungkin pernah membentaknya

sambil berteriak dalam hati: akulah yang bekuasa atas dirimu!



Atau mungkin… kita tak pernah melakukan semua itu?

Tapi tahukah ayah ibu,

Sebagian anak memang tak pernah dipukul

Tak pernah dicubit, tak pernah dibentak,

Tapi jarang sekali anak yang lolos untuk tidak disalahkan orangtua

Mulai dari buka mata di pagi hari

Sampai kembali menutup mata di sore hari



Ayah, Ibu….

Karena sebagian anak jatuh harga dirinya di rumah

Tanpa kita sadari, ada sebagian anak yang tak betah

Berada di samping orangtua

Panas hatinya

jika mendengar ‘ceramah-ceramah’ orangtuanya

dan overdosis nasihat yang ia terima

lalu kapan kita mendengarkan anak, ayah, ibu?



Ketika seorang kakak hendak mengambil mainan miliknya

Yang diambil adiknya,

Kita… dengan kekuatan kehakiman yang kita miliki

Dengan gagah berkata: kakak…. Ngalah dong sama adik!



Lihatlah pertunjukkan ini ayah…

Lihatlah ketidakadilan ternyata di mulai dari rumah

Lihatlah… kebenaran ternyata ditentukan oleh faktor usia

Lalu kita berdalil “adik nya kan masih kecil…”

Dalam hati si kakak berkata

“sampai kapan adik akan dibela?”

“Kapankah aku meminta lebih dulu dilahirkan ke dunia?”

“sungguh tak enak jadi seorang kakak”



Karena ketidakadilan di mulai dari rumah

Di tempat lain, sebagian adik pun berkata hal yang sama

“sungguh aku pun tak suka jadi seorang adik”

“Ketika ayah dan ibu tak ada aku sering dikerjai kakak semuanya”

Ayah ibu

Karena sebagian anak dijatuhkan harga dirinya di rumah

Sebagian anak akhirnya tak betah berada di rumah

Rumah baginya hanyalah tempat tidur sementara

Ia lalu mencari harga diri, berkelana mencari surga

Mencari orang-orang yang akan menghargai dirinya



Wahh… ternyata teman-teman ganknya bisa menghargainya

Lalu dalam hati ia berkata

Hm… ternyata aku dihargai jika aku pamer perkasa

aku ternyata perkasa jika menghisap ganja

aku gembira jika bisa menyusahkan siapa saja…..



Apakah itu yang ingin kita inginkan ayah, ibu?

Jika tidak, hormatilah jiwa anak-anak kita

Bukan sekadar uang, jajanan, mainan dan sekolah mahal semata

Itu semua penting

Tapi perkataan dan perlakuan penuh cinta dari Anda

Adalah warisan terindah untuk masa depan mereka



Ihsan Baihaqi Ibnu Bukhari

Master Trainer Sekolah Orangtua PSPA

inspirasipspa@ yahoo.com

0 comments:

 

Simply Dini Copyright © 2011 Designed by Ipietoon Blogger Template and web hosting