Senin, 05 Desember 2011

Kamal dan lomba Adzan

O jadi begini ya rasanya bangga. Rasa ini datang kepadaku di hari Jumat 25 November 2011. Ketika peserta nomor urut 90 dipanggil, dan aku beringsut-ingsut maju ke barisan terdepan bergabung dengan para ibu yang juga menyemangati buah hatinya. Suasana di mesjid Istiqomah siang itu lumayan panas. 2 orang guru menemaniku menyemangati mu.

Iya anakku, hari itu sekolah mempercayakanmu untuk ikut lomba adzan se-tk Balikpapan di mesjid istiqomah. Dirimu satu-satunya yang terpilih mewakili sekolah. Sampai di sini saja ibu sudah senang nak, bukan kepalang. Bahkan ketika mendengar bahwa kau dipilih “hanya” karena kau siswa yang berani, dan bukan siswa yang bisa adzan. Kata mereka nak, satu kelas mu itu tidak ada yang bisa adzan,kalau disuruh adzan maka mereka pasti spontan iqomat:D

Tak apa nak, apapun alasannya, ibu cukup bersyukur dirimu pernah mengecap kesempatan ini. Maka 5 atau 6 hari sebelum lomba diadakan, guru berpesan agar kami lebih sering menyuruhmu adzan di rumah. Dirimu juga mendapatkan short training di sekolah. Maka sejak saat itu, suara mu yang lantang beradzan sering terdengar menghiasi rumah kontrakan kita. Ibu senang sekali.

Mendekati hari H, kegugupanmu mulai tampak. Di rumah, dan di sekolah. Bahkan dari guru di sekolah ibu dengar, engkau sempat hampir menangis ketika didaulat untuk adzan di depan teman-temanmu. Alasanmu ketika ibu tanya sangat sederhana. Alasan yang sangat jujur dan manusiawi nak. “Malu bangettt, Buuuu”

Namun dari gurumu, ibu dapati yang sesungguhnya membuatmu menangis. Mereka menetawakanmu, bahkan sebelum dirimu membuka mulut. Oh,, kasihan nak. Pastilah sangat down. Karena ibu tahu engkau sesungguhnya berani. Namun tawa yang tak pada tempatnya membuatmu kaget dan malu.

Hari H tiba, gugupmu sampai di ubun-ubun. Ibu kira ibu sangat mengenalmu nak, ternyata tidak juga.
Hari itu ibu baru tahu ternyata jagoan ibu bisa gugup, bisa demam panggung. Tak seperti biasanya, kau tempelkan badanmu di sisi ibu, tak mau bergabung dengan peserta lain. So not you, Kamal :D
Hari itu ibu melihat sisi lain dirimu :D

Ibu yakinkan lagi kepadamu bahwa kalah menang sungguh tidak mengapa. Ibu tetap bangga, Kamal sejauh ini berada di sini, mengalahkan rasa malu, gugup, dan takut. Ibu bangga karena Kamal terpilih untuk menggemakan lafaz Adzan di usia semuda ini, di hadapan orang tua-orang tua ini. Ibu yakinkan, mungkin keberanian Kamal akan menginspirasi anak-anak lain untuk berani mencoba. Dan dengan agak berlebihan, ibu katakan, mungkin ada yang belum tahu bagaimana lafaz adzan itu, dan Kamal di depan akan memberi tahu mereka bagaimana sesungguhnya kalimat adzan itu :D

Maka ketika giliranmu dipanggil, masih dengan kegugupan yang coba dimanage, kau pun maju, mengucap salam, meletakkan tangan kananmu di telinga. Dengan lantang dan tanpa kesalahan kau lakukan tugasmu dengan baik..

Good job, Kamal! :D :D

0 comments:

 

Simply Dini Copyright © 2011 Designed by Ipietoon Blogger Template and web hosting