Aku merasa perlu untuk membuka tulisanku dengan, yup benar bahwa tidak ada manusia yang sempurna dan kesempurnaan adalah semata milik Allah SWT. Mama dan papa bagiku hanyalah dua manusia yang tak luput dari kealfaan. Namun, masih dalam konteks “hanya manusia”itu, dan dalam kapasitasnya sebagai makhluk Tuhan yang terus akan salah, mereka adalah orang tua yang sempurna untukku. Keberadaan mereka tidak akan aku tukar dengan apapun dan siapapun.
Setelah menikah dan punya keluarga kecil sendiri, setelah jauh dari mereka fisik maupun emosi, aku jadi sering mengilas balik segalanya. Pada saat aku berhubungan dengan suamiku, aku memandang dari jauh, bagaimana mama berhubungan dengan papa. Pada saat aku bicara dengan suamiku, aku mengingat bagaimana mama bicara dengan papa. Pada saat menerapkan pola asuh anak, aku menerawang ke masa kecilku dan bagaimana mama papa mengasuhku. Kian kagum aku dengan segala hal yang aku ingat dari mereka. Semua, dari berbagai spek, penuh dan sarat perjuangan.
Sekarang, aku melihat mama dan papa sebagai dua manusia yang semakin termakan usia. Seingatku tidak banyak yang berubah. Mereka masih tetap mesra, masih berbicara satu sama lain di malam hari sebelum tidur, masih menjadikan tempat tidur sebagai tempat diskusi, masih mengurai tawa satu sama lain, masih saling melontarkan humor-humor segar, mungkin masih seperti pertama kali mereka menjadi pasangan muda-walau aku tidak, belum, disana.
Aku bangga bermama papa kan mereka. Mereka adalah role model ku untuk pasangan pernikahan yang relatif bahagia.
Minggu, 10 Agustus 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 comments:
Posting Komentar